Jantho, Aceh Besar - Generasi muda Aceh dari berbagai latar belakang, lintas agama dan suku berkumpul dalam kegiatan Duek Pakat Perdamaian: Menjalin Silaturahmi Lintas Iman pada 26–27 April 2025 di Jantho Baru, Kabupaten Aceh Besar.
Acara yang diinisiasi oleh Peace Generation Aceh ini bertujuan memperkuat
kepemimpinan damai anak muda melalui dialog lintas iman, edukasi nilai-nilai
perdamaian, serta simulasi manajemen konflik.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan generasi muda yang menjadi
motor penggerak masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan damai,” ujar Teuku
Avicenna Al Maududdy, Koordinator Umum Peace Generation Aceh.
Kegiatan dua hari ini diisi dengan berbagai sesi, seperti refleksi 12 nilai
dasar perdamaian, scriptural reasoning (dialog lintas iman berbasis
kitab suci), hingga ruang refleksi malam untuk memperkuat solidaritas dan ruang
kemerdekaan berpendapat antar peserta. Acara ditutup dengan sesi saling memaafkan
untuk mempererat rasa kebersamaan.
Timotius Zendrato, Koordinator AOP, menegaskan pentingnya menerima
keberagaman sebagai kunci harmoni. “Perdamaian bukan hanya memahami perbedaan,
tetapi menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya,” kata pria yang akrab
disapa Timo ini.
Senada dengan itu, Rosa Thuhra dari Divisi Pendidikan Peace Generation Aceh
menambahkan, “Dengan saling menghormati dan memahami, kita dapat menciptakan
dunia yang lebih damai dan harmonis.”
Selain memperkuat kapasitas individu, agenda ini juga diarahkan untuk
membangun gerakan perubahan orang muda ke depan. "Melalui agenda duek pakat ini, kita membangun solusi
untuk gerakan anak muda dalam menebarkan agenda damai di masa depan. Dengan
memperkuat internal, berarti kita sudah memulai dorongan perubahan menuju
generasi muda yang memiliki perspektif adil gender, serta mampu bertoleransi,
tidak hanya dengan manusia melainkan juga dengan alam," ujar Nyanyak
Marawan Putri, Bendahara Umum Peace Generation Aceh.
Melalui semangat "Peace Starts with Me", para peserta
bersepakat untuk terus membawa nilai-nilai keberagaman dan toleransi ke dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam dunia yang sering kali diwarnai perpecahan,
inisiatif kecil seperti duek pakat
menjadi benih harapan baru. Di tangan generasi mudalah masa depan Aceh bahkan
dunia dititipkan demi mewujudkan masa depan yang lebih damai, adil gender, dan
menghargai setiap perbedaan. Karena perdamaian sejati dimulai dari langkah
sederhana seperti mengenal, menghormati, dan saling menjaga satu sama lain.
0 Komentar