Semenjak dulu di waktu kecil kita pasti selalu ingin merasakan nikmatnya terbang seperti pesawat, kupu-kupu, burung, dan hewan lainnya. Bayangan itu terus muncul di benak pikiran Andi anak kecil yang tingalnya di pelosok ujung negeri ini. Apalagi kampung dia dipisahkan oleh lautan karena berada di pulau terkecil yang memiliki penduduk ya lebih kurang sekitar 500 orang yang tingal di sana dengan jumlah 2 kampung . Kehidupan warga di sana adem ayem karena mereka saling bergotong royong jika ingin melakukan kegiatan untuk melaut, soalnya mayoritas disana mata pencarian sebagai nelayan yang mengunakan perahu kecil-kecilan yang di buat oleh mereka sendiri dari hasil kayu yang ada di pulau itu. Pada hari kamis ada sebuah ritual adat istiadat mereka dimana ketika kelompok nelayan tersebut ingin melaut maka harus dilakukan sebuah ritual itu supaya tidak terjadi apa-apa ketika mereka ingin melaut. Waktu momen itu ada si andi bersama teman-temannya untuk melihat acara terbesar di kampung mereka, orang tua andi ikut juga untuk melaut bersama kelompok nelayan, isak tangis di waktu itu seperti tangisan perpisahan ketika ada orang meningal. si andi juga ikutan menangis ingin meminta kepada orang tua dia untuk ikut serta dalam rombongan.
"Pa, aku juga ikut, tidak mau pisah dari papa..!!! ungkap suara andi sambilan nangis
"Nak, kamu tingal sama ibuk aja, ungkap suara bapak andi sambilan memeluk andi
"Ngak mau papa" ungkap andi lagi berulang kali
Pada waktu itu banyak orang tua lain juga merasakan hal yang sama yang sedang dirasakan oleh bapak andi yang tidak bisa melepaskan anaknya untuk pergi melaut...
tangisan juga terdengar dari ibuk andi melihat andi memeluk bapaknya. sesekali ibuk nya mengajak andi untuk tetap kuat supaya bapaknya bisa pergi untuk melaut.
"Andi, ayok udah cukup itu, bapakmu mau melaut!!. ungkap ibuk andi sambilan pegang tangan andi
"yok nak, bapakmu mau pergi....!! ungkap ibuknya lagi
"ngak mau ibuk, aku tidak mau jauh dari bapak.. ungkap andi masih memeluk erat bapaknya.
"nak, kamu tingal sama ibuk aja, agar ibuk ada yg nemanin, kasihan ibuk sendiri di rumah ungkap bapaknya dengan nada lembut.
Dengan perkataan bapak andi, hinga akhirnya melepaskan pelukannya walaupun sedang menangis, apa yang dikatakan bapaknya betul. karena nanti ibuknya tidak ada yang menemani di rumah. apalagi andi anak satu-satunya mereka. waktu itu andi akhirnya berani melepaskan kepergian bapaknya untuk melaut selama sebulan. hingga langsung memegang tangan ibuknya, sebelum bapaknya berangkat ada pesan yang di sampaikan kepada andi.
"Kamu memang sebagai anak satu-satunya kami, kamu anak cowok lagi, jadi harapan bapak kepada andi untuk bisa kuat selama bapak tidak ada di rumah, jangan lupa untuk menolong ibuk di pekerjaan rumah. kalau kamu ingin pada suatu saat nanti melaut sesekali lihat lah angkasa di bumi ini dan lihat lah juga lautan yang luas ini. langit di atas mirip seperti lautan karena sama-sama warnanya. kamu pasti paham andi apa yang bapak jelaskan."
cerita di atas ada kelanjutannya tunggu saja infonya untuk terus di pantau website: www.political-club.com
*Penulis: Jakfar
Warga Perantauan dan Mahasiswa
0 Komentar