Karya: Hasfrilla Yulanda
Mahasiswa pendidikan fisika Uin Ar-Raniry
Dari sunyi malam sebelum fajar..
Di bawah rembulan, bersama deburan ombak
Dedaunan kelapa yang terus menari
mengikuti alunan angin
Seakan menjadi melodi pengisi luka
Kini..
Ku
pejamkan kembali mata ini di dalam samudera hitam
Membawa
diri bersama kenangan kelam
Membalutnya
ke dalam lumpur, yang menimbun duka di bawah puing-puing karang lautan dalam
Di
kala itu, dunia seolah membisu tak bernada
Mentari
yang hanya memandang dari baliknya awan
Dan
langit menjadi saksi
Dari
ganasnya hempasan ombak, yang menggoreskan kenangan di tanah rencong
Jelas
ku ingat..
Ketika
nyanyian duka yang berirama, berbisik tentang indahnya perhiasan dunia
Dimana
istana-istana megah yang menatap langit
Tubuh-tubuh
mungil tak berdosa
Seketika
hanyut dalam deburan ombak..
Haluan
cinta yang menawan tak berparas
Terbalut
kian dalam pelukan gulungan ombak, gelap di dalam arus pandangan dunia
Dan
menjadikannya bagian dari puing-puing karang di dalam lautan yang dalam
Kembali
ku buka mata di atas kenangan..
Kenangan
duka tak berilusi..
Yang
merubah taman menjadi kuburan kenangan
Dan
ku sadar..
Bahwa
ialah sapaan kecil dari tuhan untuk tanah rencong
0 Komentar