Ilustrasi Geogle Oleh Munawwar |
Penulis akan mencoba membuka tulisan ini, dengan salah satu pernyataan soekarno “berikan sepuluh pemuda maka akan kita goncangkan dunia” dan juga penulis akan mencoba untuk menceritakan sedikit dengan kisah ataupun perjuangan yang dilakukan oleh oleh para pemuda yang berada di nusantara sebutan negara Indonesia sebelum kemerdekaan, dimna para pemuda ini, berkumpul bersama, seluruh pemuda pernah berkonsolidasi untuk melihat jalan keluar yang tepat untuk mengatasi persoalan yang melanda nusantara, kemudian kisah ini di kenal dengan sebutan kongres pemuda.
Perkumpulan ini ternyata memilki efek
yang cukup besar, di mana seluruh pemuda yang berkumpul ini, bisa memberikan semangat
ataupun daya juang yang lebih lagi kepada para pejuang, pada dasarnya pemuda
merupakan sosok yang amat penting, hal ini dapat kita lihat di dalam negara
Indonesia, dimana kala itu ada dua sosok pemuda yang menculik soekarno untuk di
bawa regasdeklok, pemuda tersebut, adalah, wikuna dan dimana kedua sosok ini melihat bahwa
seokarno, telah berhasil didikte oleh Jepang, untuk mempercayai bahwa Badan
penyeledikan Usaha Persiapan Kemerdekaa (BPUPKI), sebagai salah satu usaha,
atau janji yang diberikan oleh Jepang untuk membantu kemerdekaan Indonesia,
akan tetapi hal tersebut merupakan hal yang bersifat “Fana” ataupun tidak
nyata, hal tersebut mengacu kepada sikap tentara Jepang yang memperlakukan,
masyarakat Indonesia dengan tidak, menerapkan sistem kerja paksa atau romusha,
padahal awal daripada kedatangan Jepang di anggap sebagai solusi di dalam
mengatasi persoalan yang di hadapi nusantara pada kala itu.
Oleh karenanya sosok pemuda, ini
menjadi, aktor yang cukup penting di dalam mendorong kemerdekaan, akibat
penculikan ini membuat Soekarno harus segera mengploklamirkan kemerdeakaan.
Kita lupakan sejenak masalah pemuda,
karena untuk kali ini penulis akan lebih membahasa tentang Mahasisswa, karena
pada dasarnya mahasiswa memiliki keunikan sendiri. Dimana mahasiswa ini
memiliki peran yang cukup vital, baik itu sebagai agent of change, atau pun menjadi sosok yang berpolitik untuk
kepentingan.
Sebelum kita menelusuri lebih jauh
masalah ataupn posisi mahasiswa dewasa ini, alangkah lebih baik apabila penulis
menjelaskan terlebih dahulu, apa definisi mahasiswa, menurut hemat penulis
mahasiswa memiliki pengertian yaitu sosok yang menempuh pendidikan tingkat
perguruan tinggi, ataupun dengan kata lain, mahasiswa ini lebih tinggi di
bandingkan siswa ataupun pelajar. Masyarakat begitu besar menanti kiprah
mahasiswa ini, apalagi, mahasiswa memiliki tiga fungsi utama, yang sering kita
kenal dengan sebutan Tri dharma Perguruan
tinggi, Pertama, Pendidikan, Kedua, Penelitian, Dan yang terakhir, Pengabdian.
Untuk point pertama, dan kedua bisa
di dapatkan di kampus akan tetapi untuk point ketiga hanya bisa di peroleh di
masyarakat, ataupun setelah mahasiswa menmpuh pendidikan, maka implemtasi dalam
belajar tersebut yang di sebutkan sebagai pengabdian.
Salah satu contoh daripada implemtasi
hal tersebut, dapat kita lihat dengan turunnya soeharto, aksi 1998 yang
dipelopori oleh mahasiswa telah berhasil membuat Soeharto untuk segera turun
dari tahtanya selama 32 tahun. Oleh karennya, perlu kirannya peran mahasiswa
yang aktif agar bisa mengatasi setaiap persoalan yang terjadi, khususnyan
program yang kontra dengan kebutuhan masayarakat.
Lalu
Bagaimana Kondisi Indonesia Dewasa Ini?
Menurut hemat penulis, ada beberapa
persoalan yang melanda di Indonesia, pertama,
, korupsi yang merajalela, Selama kurun waktu di
awal tahun 2015, ICW memantau 308 kasus dengan 590 orang menjadi tersangka
kasus tindak pidana Korupsi Kolusi Nepotisme. Total potensi kerugian negara
dari kasus-kasus ini mencapai 1,2 triliun rupiah. Perilaku
korupsi yang marak dilakukan oleh pejabat publik tentunya menghambat pencapaian
kesejahteraan masyarakat. Semisalnya anggaran yang pada awalnya diperuntukkan
membangun prasarana pendidikan, disalah-gunakan guna kepentingan pribadi. Dan
pada akhirnya masyarakat Indonesia harus menelan kepahitan terhadap hak mereka
dalam memperoleh pendidikan yang layak, padahal pendidikan menjadi indikator
yang sangat penting dalam mewujudkan suatu cita-cita generasi bangsa.
Kedua,
Pelaksananaan hukum yang tidak sesuai adalah masalah
yang ada di Indonesia, penulis akan mencoba untuk memberikan contoh, kita
sangat familiar dengan sosok ratu atut, mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang hanya
dijatuhi hukuman 4 tahun penjara dan denda 200 Juta rupiah. Ratu Atut telah
melakukan suap kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar
sebesar 1 Milyar Rupiah untuk memenangkan gugatan yang diajukan pasangan Amir
Hamzah dan Kasmin. Bandingkan dengan kasus seorang nenek yang mencuri singkong
karena kelaparan dan dijatuhi hukuman 2,5 tahun penjara.
Hal ini tentunya tidak sesuai, bagaimana
seorang nenek yang miskin mencuri karena terpaksa, namun ratu atut, jauh
berbeda, beliau memiliki kekayaan , jabatan dan wewenang yang luar biasa
Padahal keduannya, adalah sesuatu hal yang sama, yaitu sama-sama mencuri, yang
satu mencuri karena kesilaun uang, dan satu lagi mencuri karena terpaksa.
Ketiga,
penulis mencatat, untuk yang ketiga yang menjadi persoalan di Indonesia, ialah
krisis generasi muda yang handal dari data hasil penelitian di Jogyakarta dari 1.160
mahasiswa, sekitar 37% mengalami kehamilan sebelum menikah dan dari rilis BKKBN
diketahui, estimasi jumlah aborsi di Indonesia per tahun mencapai 2,4 juta jiwa
dan 800 ribu di antaranya terjadi di kalangan remaja.
Dari hasil penelitian, para responden/remaja yang
melakukan seks pra-nikah, 68% nya sadar bahwa seharusnya mereka menunda hubungan
seks sampai menikah dan 80% di antaranya juga mengerti bahwa hubungan seks
pra-nikah itu tidak sesuai dengan nilai moral dan agama mereka. Tapi, mereka
mengaku hubungan seks itu dilakukan tanpa rencana.
Di tambah lagi berdasarkan Data
Badan Narkotika Nasional (BNN) terkait pengguna narkotika dan obat-obatan
terlarang (narkoba) di 2014 menyebutkan, 22 persen pengguna narkoba di
Indonesia merupakan pelajar dan mahasiswa.
Sementara, jumlah penyalahgunaan
narkotika pada anak yang mendapatkan layanan rehabilitasi pada 2015, tercatat
anak usia di bawah 19 tahun berjumlah 348 orang dari total 5.127 orang yang
direhabilitasi di tahun itu. Padahal sudah sepatutnnya, generasi muda, untuk
tidak terjebak oleh peredaran narkoba ini, apalagi generasi muda ini nantiknya
akan mengantikan generasi tua, sudah sepatutnya, mereka memiliki kualitas yang
baik, dan kualitas ini bisa di dapatkan apabila mereka tanpa terlihat dengan
narkoba.
Keempat,
menurut kajian penulis, masalah ke empat ialah kemiskinan, hal ini bisa kita
lihat berdasarkan data Badan Pusat Stastik mencatat bahwa pada Maret 2016, jumlah penduduk miskin (penduduk
dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia
mencapai 28,01 juta orang (10,86 persen)
Apabila kita lihat dari segi geografis, maka sudah barang tentu negara
Indonesia bisa tergolong sebagai negara maju, akan tetapi hingga sekarang
Indonsia hanya bisa menjadi negara berkembang.
Lalu
Bagaimana seharusnya sikap dari mahasiswa?
Penulis akan mencoba menjawab pertanyaan yang sulit dengan menguraikan
beberapa hal yang terjadi, Pertama,
mahasiswa harus terlibat aktif terutama di dunia politik, apalagi secara
konstitusi negara kita mengakui bahwa pemilihan umum merupakan mekanisme yang
diakui sebagai suuatu cara untuk bisa duduk pada jabatan eksekutif dan
legislatif, artinya di sini, bahwa kebijakan yang tepat baru bisa di peroleh
dengan duduk pada ataupun bertarung untuk dapat menjadi eksekutif maupun
legislatif. Oleh sebab itu mahasiswa harus mengambil sikap yang tepat dan
bijaksana di dalam melihat hal politik ini, apalagi mereka adalah sosok yang di
tunggu sepak terjangnya oleh publik dan juga bisa memberikan pembaruan
sebagaimana yang pernah dilakukan pada masa penurunan rezim soeharto.
idealisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
edisi keempat terbitan Gramedia mempunyai tiga arti, pertama aliran ilmu
filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai salah-satunya hal yang
benar yang dapat dicamkan dan dipahami; kedua hidup atau berusaha hidup menurut
cita-cita, menurut patokan yang dianggap sempurna; ketiga aliran yang
mementingkan khayal atau fantasi untuk menunjukkan keindahan dan kesempurnaan
meskipun tidak sesuai dengan kenyataan. Yah
menurut hemat penulis idealisme harus dijadikan ideologi yang harus ada di
dalam diri mahasiswa, menurut hemat penulis idealisme adalah suatu sikap atau
ideologi yang di miliki oleh seseorang di dalam memahami sesuatu.
mahasiswa dan politik adalah suatu hal
yang tidak bisa di pisahkan, apalagi negara kita menghedaki pergantian suatu
kebijakan melalui pola politik dan sebagainnya, namun yang harus di lakukan
adalah memilih di dalam politik itu antara idealisme atau kepentingan.
Apabila yang di pilih adalah idealisme,
maka sudah barang tentu peran yang dilakoni oleh mahasiswa bisa memberikan suatu
perubahan yang berdampak positif kepada masyarakat, akan tetapi apabila yang di
pilih kepentingan maka tentunya ini bisa memberikan persoalan yang baru dan
sangat berdampak negatif kepada masyarakat. Menurut hemat penulis, maka hal
tersebut, bisa membuat tata kelola pemerintah yang baik tidak bisa terwujud dan
tidak ada pihak yang berperan untuk melakukan Presure terhadap pemerintah.
Dengan demikian, menurut hemat penulis
mahasiswa tetap harus kembali kepada perannya, sabagaimana yang pernah
dilakukan pada masa menurunkan rezim yang buruk yaitu pada masa pemerintahan
Soeharto, untuk dapat berperan sebagai sosok yang idealis, dan
mengimplemtasikan nilai-nilai Tri Dharma dengan
baik terutama point Pengabdian,
kepada masyarakat, politik adalah suatu mekanisme yang harus di tempuh oleh
mahasiswa, agar bisa mendorong lahirnya pemimpin-pemimpin yang pro rakyat,
melalui kajian yang telah dilakukan. Semoga
kedepan , Indonesia menjadi lebih baik ,aamin.
0 Komentar