ilustrasi geogle oleh :Munawwar |
Penulis
akan mencoba membuat pembaca untuk memahami bahwa begitu penting, pendidikan
itu, karena pendidikan itu merupakan pilar perubahan, barangkali, sering kita
dengar, bahwa, Jepang, yang kala itu menjadi negara yang kuat, tiba tiba di bom
atom oleh negara sekuta, menghacurkan dua kota besar, yang di miliki oleh
Jepang yaitu, kota Hirohsima dan Nagasaki, kedua kota menjadi, pilar pelaksaaan
roda pemerintahan Jepang, tentunya dengan kejadian ini, membuat negara Jepang
hancur lebur, seluruh pasukan Jepang yang berada di luar negeri di tarik
kembali, yang menariknya di sini, kaisar tidak menanyakan berapa jumlah pasukan
yang masih kita miliki, namun hanya menanyakan berapa jumlah guru yang masih
ada.
Yah, hari ini bisa kita lihat, bagaimana
Jepang, masih menjadi salah satu negara Digdaya, padahal apabila kembali
membuka buka sejarah, maka tidak bisa kita bayangkan negara yang hancur lebur
seperti itu masih bisa bangkit dan dewasa ini jepang menjadi negara yang maju.
Tentunya faktor kemajuan tersebut di
peroleh atau di dapat, setelah negara Jepang membenahi sektor pendidikannya,
yah, guru yang tinggal tadi bisa mendesign suatu pendidikan yang mengarah ke
dalam perbaikan dari kehancuran tadi. Menurut hemat penulis, pembenahan sektor
pendidikan menjadi kunci dari kebangkitan Jepang tadi
Ada sebuah point penting yang bisa kita
ambil dari sejarah Jepang tadi, yang mana kaisar Jepang tersebut melihat, bahwa
generasi muda memiliki peran yang cukup besar di dalam membawa Jepang menjadi
lebih baik lagi, dengan menanyakan jumlah guru tersebut, mengindikasikan bahwa
kaisar Jepang mengetahui sekali bahwa Jepang boleh hancur seperti ini, namun
masa depan Jepang masih cerah dengan keberadaan generasi muda, generasi muda
ini cukup di arahkan oleh sosok sosok guru besar.
Penulis akan membawa pembaca untuk lebih
mengetahui secara detail rapor pendidikan kita, barangkali, sangat sedikit yang
mengetahui bagaimana keadaan pendidikan kita dewasa ini, Pertama, mengacu kepada hasil uji kompetisi guru tingkat nasional,
kualitas guru Aceh barada pada peringkat 28 nasional dari 33 provinsi, menurut
hemat penulis, kualitas guru sangat mempengaruhi, akan kualitas peserta
didiknya, oleh sebab itu, guru yang buruk akan menghasilkan siswa yang buruk.
Di tambah lagi, kemampuam lulusan
SMA/SMK/MA yang bisa menembus perguruna tinggi negara berada di peringkat 31
nasional untuk jurusan IPA dan peringkat 25 untuk jurusan IPA. (sumber Serambi
Indonesia, 2012/10/17). Apalagi melihat dengan anggaran yang di berikan, maka
sudah seyogiannya pendidikan Aceh besar menembus sepulu besar, bahkan lebih
baik lagi, setiap tahun ada dana Rp 1 T, yang di anggarkan untuk pendidikan
Aceh. Hal ini tentunya membuat kita bertanya-tanya, mengapa dana yang begitu
banyak seperti itu, namun belum bisa juga membuat Pendidikan kita lebih baik.
Pertanyaan yang mendasar seperti itu
sangat sulit untuk di jawab oleh para elite-elite ataupun istansi terkait,
bahkan untuk tahun 2016 saja, Aceh menempati pringkat 32 dari 34 provinsi yang
ada (Sumber, Serambi Indonesia,
/2016/05/02/pendidikan-aceh-peringkat-32-nasional-puluhan-massa-demo), ini
realita yang menimpa Aceh hari ini, pendidikan yang carut marut, dan hingga
sampai sekarang belum ada jalan keluar yang di temukan, padahal pendidikan yang
buruk akan berefek kepada kemiskinan, sangat sedikit generasi muda, yang memiliki
skill atau pun menguasai sehingga melahirkan pengganguran-pengganguran baru,
berdasarkan Badan Pusat statistik RI, sacara nasional angka pengangguran
mencapai 7,024 juta orang atau 5,50 persen. Sementara itu Aceh sendirinya
tingkat pengangguran 8,13 persen, dari data tersebut tingkat pengangguran di
Aceh periode Februari 2016 tertinggi ke-empat secara Nasional. (Sumber: Klikkabar.com/2016/05/09/jumlah-pengangguaran-di-Aceh-capai-182-ribu-orang).
Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan
dan kemudahan, serta menjamin terselenggarannya pendidikan yang bermutu bagi
setiap warga negara tanpa diskriminasi. Apalagi untuk pendanaan bidang
pendidikan, pemerintah telah menetapkan ketentuan dengan alokasi dana minimal
20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Lalu,
Bagaimana Mendorong Peningkatan Pendidikan Aceh agar menjadi lebih baik lagi?
Cukup sulit unuk menjawab pertanyaan tersebut, akan tetapi kita tetap
harus optimis, untuk mengatasi persoalan tersebut, pada dasarnya pendidikan
adalah suatu hal yang penting dan menjadi suatu solusi di dalam mengatasi
kemiskinan. Yah menurut hemat penulis, pendidikan yang baik akan membuat negara
tersebut maju, Negara Filandia, yang hari ini menjadi negara dengan sistem
pendidikan terbaik di dunia, maka kehidupan rakyatnya bisa di bayangkan, dimana
taraf sejahtera masyarakatnya sangat baik.tidak lupakan sejenak dengan negara
Filandia, menurut hemat penulis ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan pendidikan Aceh, terutama peroleh “rapor” pendidikan Aceh menjadi
lebih baik lagi, bahkan bisa menembus peringkat 5 besar secara Nasional.
Pertama, Mutu pendidikan harus segera di
benahi ataupun dilakukan evaluasi, karena menurut hemat penulis mutu ini sangat
penting di karenakan mutu yang baik maka akan dapat menghasilkan lulusan yang
baik. Mengacu kepada pendapat Hari Sudrajad (2005) pendidikan yang bermutu
adalah pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan atau
kompetensi, baik kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan yang dilandasi
oleh kompetensi personal dan sosial, serta nilai-nilai akhlak mulia, yang
seluruhnya merupakan kecakapan hidup. Oleh sebab itu, pendidikan Aceh harus
memiliki mutu yang baik, ataupun bermutu.
Kedua, Sistem pendidikan yang tertata
dengan rapi, sistem, memiliki pengertian sebagai suatu acuan yang di susun
dengan rapi, dengan melihat keteraturan antara satu dengan yang lain, oleh
sebab itu sistem yang baik akan menghasilkan lulusan yang baik juga, menurut
hemat penulis, sistem pendidikan yang kita miliki hari ini masih kurang baik
ataupun memiliki program jangka panjang, dan hanya bersifat jangka pendek saja,
sebenarnya, sistem pendidikan kita harus mengacu ke depan, lebih baik hari
buruk dan memiliki perbaikan secara bertahap itu lebih baik, di bandingkan hari
ini bagus sedikit namun keesokan harinya menjadi buruk, pada dasarnya tidak
akan ada hasil yang baik ketika proses yang dilalu juga tidak baik.
Ketiga, seleksi calon guru yang harus
ketat,guru
menjadi aktor yang sangat penting di dalam menghasilkan lulusan, karena guru
yang bertugas untuk mendidik peserta didik dengan baik, dengan proses seleksi
yang tidak baik, maka akan menghasilkan guru yang tidak berkualitas, yang
berefek kepada peserta didik yang tidak baik.
Dan
yang terakhir, Adanya pelatihan secara bertahap kepada para Guru, Pelatihan
adalah suatu hal yang penting untuk dilaksanakan, karena dari pelatihan ini
bisa mengukur kemampuan seorang guru, apabila kapasitasnya belum baik, maka di
dalam pelatihan ini bisa di peroleh suatu cara yang tepat, terkandang
pendidikan di desa dan di kota secara kualitas ada sedikit perbedaan, oleh
sebab itu di dalam pelatihan ini, akan di didik guru di desa agar kualitasnya
setara.
Dengan demikian ada beberapa cara yang
telah penulis tawarkan di atas, semoga bisa di terapkan oleh pemerintah Aceh
terutama dinas Pendidikan, untuk Mendesign,
pendidikan yang berefek ke dapan, jujur saja sumber daya alam di Aceh masih
menjanjikan namun sumber daya manusia yang mempuni, masih sangat kurang, bahkan
banyak pihak pihak dari luar yang mengelola sumber daya alam kita, semoga hal
tersebut tidak terjadi lagi, penulis sangat optimis untuk perbaikan pendidikan
kita untuk menjadi lebih baik lagi. Ammin,
semoga.
0 Komentar